11-04-2018
Laju Barcelona di Liga Champions rupanya tidak semulus laju mereka di La Liga pada musim 2017/18. Begitu perkasa di La Liga, Barca rupanya hanya mampu melaju hingga babak perempat final saja di pentas antar klub Eropa.
Langkah Blaugrana untuk bisa menghentikan dominasi Real Madrid di Liga Champions baru saja kandas di tangan AS Roma. Klub yang awalnya diprediksi bisa disingkirkan dengan mudah oleh Barca. Apalagi, Barca menang 4-1 pada leg pertama di Camp Nou.
Namun apa daya, Barca tidak bisa berbuat banyak pada laga leg kedua di Stadion Olimpico, Rabu (11/4) dini hari WIB.
Lionel Messi tidak mampu mencetak gol, Gerard Pique sering kali kalah berduel melawan Edin Dzeko. Marc-Andre Ter Stegen pun tidak tampil prima. Barca kalah 3-0 dari Roma dan harus mengubur mimpi melaju ke babak semifinal.
Dikutip dari Marca, berikut adalah delapan alasan mengapa Barca gagal di Liga Champions:
1. Kepergian Neymar
Barca boleh saya mengklaim jika mereka tidak merasakan dampak masif kepindahan Neymar ke PSG. Hal itu juga ditunjang dengan sukses di kancah domestik. Bahkan, Barca bisa mengklaim untung dengan menjadikan Neymar sebagai pemain paling mahal dunia.
Tapi, dampak kepindahan Neymar baru terasa saat bermain di Liga Champions.
Musim lalu, saat Barca harus melakukan aksi comeback melawan PSG, Neymar datang sebagai juru selamat. Saat Lionel Messi sedang buntu, Neymar mampu menunjukkan kelasnya sebagai salah satu pilar Barca.
Bagaimana dengan Paulinho? Atau Ousmane Dembele? Atau Philippe Coutinho?
2. Transfer Musim Panas Yang Buruk
Top 10 most costly areas for ACA health insurance plans
Anyone buying health insurance inside a Colorado resort town may feel as if closing the laptop and schussing the slopes to ease frustration. These areas were just named the foremost expensive for medical coverage beneath the Affordable Care Act (ACA ).
Let Insurance. com assist you find affordable health insurance now.
Kaiser Health News — which says its findings are depending on recent data coming from the Kaiser Family Foundation, the federal HealthCare. gov website and state exchanges — gives Colorado’s Eagle, Garfield and Pitkin counties (including Aspen and Vail ski getaways ) the very best premiums, at $483 a month.
Rural regions of Georgia, Mississippi and Nevada aren‘t far behind, as is really a Connecticut suburb of New York City, all Alaska and the majority of Wyoming. The premiums are driven by lowest price ” silver ” plan, and that is mid-level coverage that almost all consumers are buying with the exchanges.
Here will be the 10 most costly areas, depending on monthly premiums, consistent with Kaiser Health News :
$483 — Colorado mountain resorts (Eagle, Garfield and Pitkin counties). Also, premiums in Colorado’s Summit County are $462.
$461 — Southwest Georgia (Baker, Calhoun, Clay, Crisp, Dougherty, Lee, Mitchell, Randolph, Schley, Sumter, Terrell and Worth counties).
$456 — Rural Nevada (Esmeralda, Eureka, Humboldt, Lander, Lincoln, Elko, Mineral, Pershing, White Pine and Churchill counties).
$445 — Western Wisconsin (Pierce, Polk and St. Croix counties).
$423 — Southern Georgia (Ben Hill, Berrien, Brooks, Clinch, Colquitt, Cook, Decatur, Early, Echols, Grady, Irwin, Lanier, Lowndes, Miller, Seminole, Thomas, Tift and Turner counties).
$405 — Most of Wyoming, but excluding Natrona and Laramie counties.
$399 — Southeast Mississippi (George, Harrison, Jackson and Stone counties). Also, the lowest price plan in Hancock County is $447.
$395 — All of Vermont.
$383 — Southwest Connecticut (Fairfield County).
$381 — All of Alaska.
The Kaiser report says the lofty premiums in Colorado could be blamed on high costs for medical care in those areas. In other pricey regions, insurers can inquire about more income because there‘s a limited quantity of hospitals and specialists open to patients.
” High individual insurance rates also reflect the extra costs that come when locals are likely to have poor health and where large numbers of individuals lack employer-sponsored insurance, leaving providers with increased charity cases and lower-reimbursed Medicare patients, ” based on the report.
Health insurance options beyond the health insurance exchanges
The ACA requires the uninsured have coverage from the March 31 deadline or face a penalty. The fine in 2014 is $95 or 1 percent in an individual’s taxable income, whichever is higher. The penalty climbs to $325 in 2015 and $695 by 2016.
Subsidies can be found to assist shoulder costs for people who qualify. Consumers are eligible for any tax credit in the event that they earn as much as 400 percent from the federal poverty level — that is $94, 200 for any family of four in 2013. The tax credits aren‘t available for health insurance purchased outside the exchanges.
You are able to shop for insurance with the government-run exchange with your state, but additional options :
• Can you get it at work?
Most employer-sponsored plans meet minimum standards set from the feds ; your boss should have notified you of the by Oct. 1. Bear in mind, though, that almost all employer-based plans have open enrollment in the autumn. Your workplace can provide you with the specific details, including deadlines.
• Does an employer’s plan cover spouses or dependents?
Most work-based health plans extend benefits to spouses, albeit they are not legally needed to. Again, check along with your employer.
Also, anyone under 26 can remain on the parent’s medical plan, even if they should already get access to health insurance elsewhere, do not live with these or are married.
• Do you qualify for a government health insurance plan?
The ACA says you are covered when you have Medicare or Medicaid ; your children are covered in the event that they receive benefits beneath the Children’s Health Insurance Program.
Medicare is typically eligible to anyone 65 or older, possess a disability or end-stage renal disease. Have the ear of a seven-month period (starting three months before your 65th birthday ) to join Medicare in the government’s Medicare. gov site. In case you do not check in then, you are able to enroll from Jan. 1 to March 31 of each and every year.
Medicaid eligibility, which is expanded beneath the ACA, is founded on income and family size. Can you qualify? You are able to fill out a credit card applicatoin at the state’s health insurance exchange to see. You may also find out if your children could be covered with the Children’s Health Insurance Program.
• Go directly to a health insurer
Some companies that provide medical coverage — – including United Healthcare, Humana, Aetna, Cigna and Coventry — are not participating at many of the exchanges. But, in fact, they are still selling health insurance.
You will get relevant information by checking out their websites, speaking with their representatives or dealing with an insurance agent. These companies may provide a bigger sort of plans compared to the exchanges, which offer more standardized coverage.
Barcelona punya modal dasar 220 juta euro di bursa transfer musim panas 2017/18 ini. Dana yang cukup besar bagi Ernesto Valverde untuk bisa mendapatkan pemain yang benar-benar dia incar untuk membuat skuatnya makin tangguh.
Tapi, Marco Verratti, Philippe Coutinho, Ander Herrera dan Angel Di Maria gagal didatangkan pada awal musim.
Praktis, transfer sukses Barca hanya ada pada sosok Paulinho, yang belakangan penampilannya mulai menurun. Ousmane Dembele lebih sering cedera, Nelson Semedo belum maksimal. Bahkan, Deulofeu hanya bertahan setengah musim saja.
3. Pembelian Sia-sia di Januari
Jadi incaran sejak bulan Juni, Coutinho akhirnya hadir di Barca pada bulan Januari. Tapi, datang pada tengah musim bukan perkara yang mudah bagi pemain untuk langsung beradaptasi. Apalagi, Coutinho juga sempat mengalami cedera.
Lantas, ini yang paling pelik, pemain asal Brasil tersebut hanya bisa bermain di level domestik. Tak ada nama Coutinho untuk Barca di Liga Champions.
Nama lain yang didatangkan oleh Barca pada bulan Januari yakni Yerry Mina. Kontribusinya? Pemain asal Kolombia hanya sekali tampil di La Liga dan tidak sekali pun bermain di Liga Champions. Jadilah Mina sebagai pembelian sia-sia belaka.
4. Tidak Ada Rotasi Pemain
Sebuah pilihan mengejutkan diambil oleh Ernesto Valverde kala memainkan Lionel Messi di laga 'tidak penting' melawan Leganes di pekan ke-31 La Liga. Barca sudah memimpin jauh di klasemen dan harusnya Messi dijaga tenaganya untuk Liga Champions.
Messi tampil penuh dan mencetak hattrick di laga melawan Leganes. Hasil yang bagus, tapi hanya untuk di La Liga.
Hal yang sama juga terjadi pada kasus Gerard Pique yang sempat mengalami cedera pada awal tahun. Tapi, Valverde tetap memainkannya.
Bandingkan dengan Real Madrid, pelatih Zinedine Zidane memiliki perhitungan yang jeli dalam merotasi pemain di La Liga dan Liga Champions. Dia tahu mana yang jadi prioritas. Dan, Zidane berani tidak memainkan Cristiano Ronaldo di La Liga agar fit di Liga Champions,
5. Messi Bekerja Sendirian
Lionel Messi adalah Barca dan Barca adalah Lionel Messi.
Mungkin itulah yang terjadi pada musim 2017/18. Lihat saja pada laga melawan Sevilla awal April ini. Barca tertinggal dua gol dari Sevilla, kemudian Messi datang dari bangku cadangan lalu mencetak satu gol dan satu assist. Barca selamat dari kekalahan.
Begitu juga saat Barca menang 3-0 atas Leganes dari hattrick La Pulga akhir pekan lalu.
Lalu apa yang terjadi di Stadion Olimpico? Messi mendapatkan pengawalan ekstra dari pemain Roma. Danielle De Rossi mendapat tugas khusus untuk menjaga Messi. Setelahnya, masih ada Kostas Manolas dan Federico Fazio. Tak ada pemain lain yang men-support Messi dengan maksimal.
6. Valverde Tak Percaya Pemain Cadangan
Ernesto Valverde seperti tidak punya rencana kedua di laga melawan Roma. Mantan pelatih Athletic Bilbao itu pasif saja saat melihat anak asuhnya berada di bawah dominasi Roma. Tidak ada inovasi taktik yang dilakukan.
Bahkan, tidak ada pergantian pemain yang dilakukan.
Valverde baru melakukan pergantian pemain pada menit ke-81, dengan memasukkan Andre Gomes. Lantas, dia memasukkan Ousmane Dembele dan Paco Alcacer di menit ke-85 secara bersamaan. Kedua pemain itu masuk setelah skor 3-0 untuk Roma. Dalam lima menit, apa yang bisa diharapkan dari mereka?
7. Lupa Dengan Sejarah
Barcelona bukan tim kemarin sore di Liga Champions. Mereka punya segudang pengalaman, termasuk dengan pemain yang kini ada dalam skuat. Harusnya, Barca bisa belajar dari pengalaman yang sudah didapat. Setidaknya, pengalaman pada musim lalu.
Pengalaman saat Barca kalah dengan skor 4-0 di markas PSG dan kemudian comeback dengan gagah di Camp Nou. Barca mampu menang 6-1 atas PSG.
Pengalaman tersebut seolah sirna begitu saja, hilang ditelan bumi. Barca seolah abai setelah menang 4-1 du leg pertama atas Roma. Mereka tidak menyiapkan diri dengan rencana comeback Roma di leg kedua yang digelar di Stadion Olimpico. Barca pun kalah dengan skor 3-0 dan gugur di ibukota Italia.
8. Penurunan Performa Pemain Kunci
Paulinho seolah membuat Barcelona move on dari kepergian Neymar pada awal musim. Pemain yang dibeli dari Guangzhou Evergrande tampil begitu bagus. Bahkan, dia juga rajin mencetak gol ke gawang lawan. Tapi, tidak ada gol Paulinho di Liga Champions.
Sejak pergantian tahun, penampilan Paulinho mulai menurun. Kali terakhir pemain berusia 29 tahun mencetak gol terjadi pada laga La Liga melawan Real Sociedad pada tanggal 15 Januari lalu. Selebihnya, Paulinho belum mencetak gol lagi untuk Barca.
Bahkan, Paulinho hanya duduk manis di bangku cadangan pada laga melawan Roma.
Tidak hanya Paulinho yang penampilannya menurun. Barca juga kehilangan Samuel Umtiti. Pemain asal Prancis tidak tampil sekokoh pada awal musim. Bahkan, belakangan ini dia lebih sibuk terlibat dalam gosip transfer dan permintaan kenaikan gaji pada Barca.
Tapi, Marco Verratti, Philippe Coutinho, Ander Herrera dan Angel Di Maria gagal didatangkan pada awal musim.
Praktis, transfer sukses Barca hanya ada pada sosok Paulinho, yang belakangan penampilannya mulai menurun. Ousmane Dembele lebih sering cedera, Nelson Semedo belum maksimal. Bahkan, Deulofeu hanya bertahan setengah musim saja.
3. Pembelian Sia-sia di Januari
Jadi incaran sejak bulan Juni, Coutinho akhirnya hadir di Barca pada bulan Januari. Tapi, datang pada tengah musim bukan perkara yang mudah bagi pemain untuk langsung beradaptasi. Apalagi, Coutinho juga sempat mengalami cedera.
Lantas, ini yang paling pelik, pemain asal Brasil tersebut hanya bisa bermain di level domestik. Tak ada nama Coutinho untuk Barca di Liga Champions.
Nama lain yang didatangkan oleh Barca pada bulan Januari yakni Yerry Mina. Kontribusinya? Pemain asal Kolombia hanya sekali tampil di La Liga dan tidak sekali pun bermain di Liga Champions. Jadilah Mina sebagai pembelian sia-sia belaka.
4. Tidak Ada Rotasi Pemain
Sebuah pilihan mengejutkan diambil oleh Ernesto Valverde kala memainkan Lionel Messi di laga 'tidak penting' melawan Leganes di pekan ke-31 La Liga. Barca sudah memimpin jauh di klasemen dan harusnya Messi dijaga tenaganya untuk Liga Champions.
Messi tampil penuh dan mencetak hattrick di laga melawan Leganes. Hasil yang bagus, tapi hanya untuk di La Liga.
Hal yang sama juga terjadi pada kasus Gerard Pique yang sempat mengalami cedera pada awal tahun. Tapi, Valverde tetap memainkannya.
Bandingkan dengan Real Madrid, pelatih Zinedine Zidane memiliki perhitungan yang jeli dalam merotasi pemain di La Liga dan Liga Champions. Dia tahu mana yang jadi prioritas. Dan, Zidane berani tidak memainkan Cristiano Ronaldo di La Liga agar fit di Liga Champions,
5. Messi Bekerja Sendirian
Lionel Messi adalah Barca dan Barca adalah Lionel Messi.
Mungkin itulah yang terjadi pada musim 2017/18. Lihat saja pada laga melawan Sevilla awal April ini. Barca tertinggal dua gol dari Sevilla, kemudian Messi datang dari bangku cadangan lalu mencetak satu gol dan satu assist. Barca selamat dari kekalahan.
Begitu juga saat Barca menang 3-0 atas Leganes dari hattrick La Pulga akhir pekan lalu.
Lalu apa yang terjadi di Stadion Olimpico? Messi mendapatkan pengawalan ekstra dari pemain Roma. Danielle De Rossi mendapat tugas khusus untuk menjaga Messi. Setelahnya, masih ada Kostas Manolas dan Federico Fazio. Tak ada pemain lain yang men-support Messi dengan maksimal.
6. Valverde Tak Percaya Pemain Cadangan
Ernesto Valverde seperti tidak punya rencana kedua di laga melawan Roma. Mantan pelatih Athletic Bilbao itu pasif saja saat melihat anak asuhnya berada di bawah dominasi Roma. Tidak ada inovasi taktik yang dilakukan.
Bahkan, tidak ada pergantian pemain yang dilakukan.
Valverde baru melakukan pergantian pemain pada menit ke-81, dengan memasukkan Andre Gomes. Lantas, dia memasukkan Ousmane Dembele dan Paco Alcacer di menit ke-85 secara bersamaan. Kedua pemain itu masuk setelah skor 3-0 untuk Roma. Dalam lima menit, apa yang bisa diharapkan dari mereka?
7. Lupa Dengan Sejarah
Barcelona bukan tim kemarin sore di Liga Champions. Mereka punya segudang pengalaman, termasuk dengan pemain yang kini ada dalam skuat. Harusnya, Barca bisa belajar dari pengalaman yang sudah didapat. Setidaknya, pengalaman pada musim lalu.
Pengalaman saat Barca kalah dengan skor 4-0 di markas PSG dan kemudian comeback dengan gagah di Camp Nou. Barca mampu menang 6-1 atas PSG.
Pengalaman tersebut seolah sirna begitu saja, hilang ditelan bumi. Barca seolah abai setelah menang 4-1 du leg pertama atas Roma. Mereka tidak menyiapkan diri dengan rencana comeback Roma di leg kedua yang digelar di Stadion Olimpico. Barca pun kalah dengan skor 3-0 dan gugur di ibukota Italia.
8. Penurunan Performa Pemain Kunci
Paulinho seolah membuat Barcelona move on dari kepergian Neymar pada awal musim. Pemain yang dibeli dari Guangzhou Evergrande tampil begitu bagus. Bahkan, dia juga rajin mencetak gol ke gawang lawan. Tapi, tidak ada gol Paulinho di Liga Champions.
Sejak pergantian tahun, penampilan Paulinho mulai menurun. Kali terakhir pemain berusia 29 tahun mencetak gol terjadi pada laga La Liga melawan Real Sociedad pada tanggal 15 Januari lalu. Selebihnya, Paulinho belum mencetak gol lagi untuk Barca.
Bahkan, Paulinho hanya duduk manis di bangku cadangan pada laga melawan Roma.
Tidak hanya Paulinho yang penampilannya menurun. Barca juga kehilangan Samuel Umtiti. Pemain asal Prancis tidak tampil sekokoh pada awal musim. Bahkan, belakangan ini dia lebih sibuk terlibat dalam gosip transfer dan permintaan kenaikan gaji pada Barca.
0 Response to "8 Alasan Kegagalan Barcelona di Liga Champions"
Posting Komentar